Saturday, June 30, 2018

MAKALAH ANATOMI BATANG



BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
      Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Seperti kita ketahui bersama bahwa batang merupakan hal yang sangat vital dari organ-organ yang ada pada suatu tumbuhan pada umumnya, betapa penting nya dari suatu organ batang, tumbuhan tidak dapat hidup dengan sempurna tanpa adanya organ yang nama nya batang seperti suatu hal yang tidak dapat di pisahkan. Batang sendiri mempunyai beberapa yang menyusun suatu batang tumbuhan tersebut. Dalam makalah ini, kelompok kami akan membahas tentang”Anatomi batang” yang akan membahas tentang beberapa sub pembahasan antara lain struktur umum pada batang, fungsi batang, sifat-sifat pada batang, pertumbuhan menebal sekuder pada batang, struktur batang tumbuhan dikotil, monokotil, maupun gymnospermae.
      Pada pembahasan pada kali ini akan membahas tentang struktur anatomi batang, di mulai dengan membahas struktur umum pada batang.selanjutnya, akan di bahas pula fungsi batang dan sifat-sifat pada batang, Dan juga akami akan menjelaskan pertumbuhan menebal sekuder pada batang dan struktur batang pada tumbuhan dikotil, monokotil, maupun gymnospermae.












2.      Rumusan Masalah
      Adapun beberapa rumusan masalah yang ingin dibahas dalam makalah ini, diantaranya ialah:
a.    Apakah pengertian dari Batang?
b.    Bagaimanakah fungsi dan sifat-sifat umum pada Batang?
c.    Bagaimanakah struktur umum anatomi batang?
d.   Bagaimanakah pertumbuhan menebal sekunder yang terjadi pada batang?
e.    Bagaimanakah struktur batang pada tumbuhan dikotil, monokotil, dan gymnospermae?

3.      Tujuan
a.       Untuk mengetahui pengertian dari batang
b.      Untuk mengetahui fungsi dan sifat-sifat umum pada batang
c.       Untuk mengetahui struktur anatomi batang
d.      Untuk mengetahui pertumbuhan menebal sekunder yang tejasi pada batang
e.       Untuk mengetahui struktur batang pada tumbuhan dikotil, monokotil, dan gymnospermae

















BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Batang
      Menurut (Nugroho, 2006) Batang merupakan organ tumbuhan yang menopang daun dan organ reproduktif, dan biasanya terletak diatas tanah (kecuali batang tanaman yang berhizoma) dan berdiri tegak. Batang tersusun dari xilem, floem, perisikel, endodermis, korteks dan epidermis. Batang berfungsi sebagai organ pengangkutan hara maupun makanan bagi organ tanaman yang lain. Pertumbuhan menebal yang terjadi pada tumbuhan disebut pertumbuhan sekunder. Jaringan sekunder dihasilkan oleh meristem sekunder yaitu kambium vaskuler dan kambium gabus. Menurut (Ahmad, 2016) Batang tumbuhan digolongkan menjadi dua, yaitu batang dikotil dan batang monokotil. Perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dapat kamu lihat pada Tabel di bawah ini!
Gambar1. Penampang melintang (a) batang dikotil, dan (b) batang monokotil (Ahmad, 2016)

2.      Fungsi dan Sifat-sifat Umum Pada Batang
Ø  Fungsi batang
a.    Alat transportasi zat makanan dari akar ke daun dan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh.
b.    Alat perkembangbiakan vegetative
c.    Alat penyimpan bahan makanan cadangan
d.   Tempat tumbuhnya daun, bunga dan buah
Ø  Sifat-sifat umum batang
a.       Umumnya berbentuk panjang, bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain. Akan tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi 2 bagian yang setangkup.
b.      Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pad buku-buku inilah terdapat daun.
c.       Tumbuhnya biasanya keatas, menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop)
d.      Selalu bertambah panjang diujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
e.       Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
f.       Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umumnya pendek misalnya rumput dan waktu batang masih muda. (Gembong Tjitrosoepomo, 2005)

3.      Struktur Umum Anatomi Batang
      Batang merupakan bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, mempunyai struktur yang bervariasi tergantung pada jems tumbuhannya. Secara umum batang dibedakan menjadi 3 sistem jaringan, yaitu:
a.       Sistem jaringan kulit, yaitu epidermis dan denvatnya
b.      Sistem jaringan dasar
c.       Sistem jaringan pengangkut
Struktur anatomi batang dari luar ke dalam adalah:
a.       Epidermis
            Epidermis merupakan lapisan sel yang terletak di bagian terluar, sering dilindungi oleh kutikula. Sel-selnya bersifat hidup. Pada batang muda, sel-sel epidermis berisi kloroplas, dan pada lapisan ini dapat berlangsung fotosintesis, pada lapisan ini juga terdapat sel-sel stomata yang juga berkloroplas.
b.      Korteks
Korteks tersusun oleh sel-sel parenkim yang berisi kloroplas. Bagian terluar korteks sering tersusun oleh kolenkim dan bersifat hidup, berfungsi melindungi bagian-bagian lunak yang masih tumbuh. Pada korteks juga sering dijumpai adanya sklerenkim. Kolenkim tidak selalu dijumpai pada korteks tumbuhan, beberapa tumbuhan terdapat jaringan sklerenkim. Sel-sel korteks mungkin mengandung zat tepung, kristal, atau senyawa lain. Idioblas, seperti sklereida terdapat pula dalam sel-sel parenkim korteks. Pada batang yang muda, misalnya pada Phaseolus, sel-sel di bagian terdalam korteks banyak mengandung zat tepung. Lapisan ini kemudian disebut sarung tepung. Pada beberapa batang setelah mengalami etiolasi, sarung tepung ini kemungkinan mengalami diferensiasi menjadi endodermis dan pita Caspary.
c.       Stele
     Stele adalah bagian batang yang ada di sebelah dalam korteks, atau disebut silinder pusat. Terdiri atas berkas-berkas pengangkut, empulur, prokambium dan jari-jari empulur (bila ada). Jaringan pengangkut mempunyai struktur dan ukuran yang bervariasi, letak xylem dan floem bervariasi
       Empulur merupakan bagian terdalam dari stele, terdiri atas sel-sel parenkimatis, seperti halnya sel-sel korteks, sel-sel empulur mungkin mengandung krital, sel minyak dan lain sebagainya. Perikambium adalah jaringan yang melingkupi jaringan vaskular, disebut juga perisikel. Perkambium berbatasan dengan korteks apabila pada batang tidak dijumpai endodermis. Stele pada batang digolongkan ke dalam beberapa tipe didasarkan atas struktur jaringan pengangkut dan tingkat kemajuan tumbuhan mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks, yaitu:

1.    Protostele, tipe ini dibedakan menjadi beberapa bentuk yaitu
a.       Haplostele,
b.      Aktinostele,
c.       Plektostelele,
d.      Setele dengan empulur campuran.

2.    Sifonostele,
a.    Ektofloes,
b.    Amfiflois
3.    Solenostele
4.    Diktiostele
5.    Ataktostele
6.    Polistele
7.    Eustele


Gambar 2. Struktur Umum Anatomi Pada Batang



4.      Pertumbuhan menebal sekunder pada batang
      Pertumbuhan sekunder pada batang disebabkan oleh adanya aktifitas kambium pembuluh, sehingga menyebabkan bertambahnya jumlah jaringan pembuluh yaitu xilem dan floem di dalam batang. Jaringan yang terbentuk pada pertumbuhan sekunder disebut jaringan sekunder. Jaringan sekunder ada dua tipe jaringan vaskuler sebagai hasilperkembangan kambium vaskuler, dan jaringan gabus dan feloderma sebagai hasil perkembangan felogen (kambium gabus). Jari-jari empulur berkembang secara radial seperti sebuah pita pada xilem sekunder. Jari-jari empulur berkembang dari kambium jari-jari empulur. Kambium ke arah dalam membentuk xilem sekunder dan ke arah luar membentuk floem sekunder. Sementara kambium gabus menghasilkan feloderma dan jaringan gabus ke arah luar. Xilem sekunder pada batang perennial umumnya tersusun atas lapisan lapisan konsentris, yang masing-masing menunjukkan musim. Lapisan-lapisan melingkar seperti cincin disebut lingkaran tahun. Lebar lingkaran tahun beragam tergantung laju pertumbuhan suatu pohon.
      Pertumbuhan sekunder terjadi pada batang utama, cabang atau tangkai daun. Tumbuhan dikotil dan Gymnospenmae mengalami pentumbuhan menebal sekunder, dengan adanya pertumbuhan menebal sekunder, diameter batang bertambah. Terjadi perubahan baik di dalam korteks maupun stele. Batang pada pertumbuhan sekunder terdiri atas:
a.       Periderm, yaitu jaringan yang sel-selnya bergabus, berasal dari epidermis atau subepidermal, berfungsi sebagai jaringan pelindung.
b.      Lentisel (mulut kulit) adalah berkas stomata dengan adanya sel-sel yang mengalami penebalan sekunder, terdesak ke arah luar daerah korteks, sel-selnya mengalami kerusakan.
c.       Floem dan xilem sekunder, jumlah lapisan xilem lebih banyak dibandingkan floem. Floem sekunder terdapat disebelah luar kambium. Kambium merupakan lingkaran tertutup.
      Untuk mengimbangi pertumbuhan sekunder biasanya jari-jari empulur dan parenkim korteks mengadakan pertumbuhan ke arah tangensial (perifer) membentuk suatu jaringan yang disebut jaringan dilatasi.
Gambar 3. Periderm

Gambar 4. Batang yang telah mengalami pertumbuhan sekunder



Gambar 5. Lingkaran tahun pada batang


5.      Struktur Anatomi Batang Pada Tumbuhan Dikotil, Monokotil, dan Gymnospermae
a.      Struktur Batang Tumbuhan Dikotil
Gambar 6. Struktur batang dikotil
Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam:
1.      Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
2.      Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
3.      Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
4.      Stele/ Silinder Pusat
Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar.
            Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang.
            Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.

Batang dikotil dibagi menjadi 2, yaitu:
Ø  Batang dikotil berkayu
     Kebanyakan tumbuhan dikotil berbentuk potion, misalnya batang Salix, Prunus, Quercus. Jaringan pembuluh merupakan suatu lingkaran tertutup. Xilem primer merupakan bagian yang sempit di sekitar empulur, dan dapat dibedakan dari xilem sekunder. Xilem sekunder tampak lebih padat dan daerahnya lebih luas dari pada xilem primer, tersusun oleh trakea, trakeida, serat, dan parenkim xilem yang tersusun paretrakheal. Jari-jari ada yang sempit dan ada yang luas. Floem sekunder menunjukkan susunan yang khas, karena adanya dilatasi dan jari-jari dan adanya serat yang letaknya bergantian dengan lapisan yang mengandung buluh tapisan, sel pengiring, dan sel-sel parenkim.
     Jaringan korteks tetap ada, dan mudah dibedakan dari floem primer karena floem mengandung serat dibagian perifer (serat floem primer). Di bagian yang agak dalam dijumpai serat floem sekunder. Empulur terdiri dari sel-sel parenkimatis, mengandung sel-sel lendir atau ruang lendir. Bagian terluar empulur merupakan jaringan penimbun.


Ø  Batang dikotil herba
     Tumbuhan dikotil yang berbentuk herba mempunyai pertumbuhan sekunder dan strukturnya seperti tumbuhan berkayu, misalnya batang Hibiscus cannabmus (Malvaceae). Pada awal pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis tetap ada. Periderm dengan Iwentisel muncul pada epidermis. Satu atau dua lapisan korteks yang terdapat di bawah epidermis mengandung kloroplas.
       Floem primer menghasilkan serat dan letaknya berdekatan dengan korteks. Serat juga berkembang di daerah floem sekunder. Kambium pembuluh memisahkan floem dan xilem sekunder, dan membentuk silinder yang kompak. Jari-jari parenkim sekunder mula-mula uniseriat, kemudian terjadi pula jari-jari yang bersifat multiseriat. Beberapa jari-jari mengalami dilatasi di bagian floem luar, bersama dengan penuaan batang. Empulur yang parenkimatis mengandung sel-sel lendir. Tepung dan kristal juga ditemukan pada empulur, korteks, jari-jari dan parenkim aksial. Selain mempunyai tipe kolateral terbuka, pada dikotil herba berkas pengangkut dapat bertipe bikolateral (misalnya pada Solanaceae).
Gambar 7. Struktur batang dikotil berkayu, herba, dan monokotil herba










b.      Struktur Batang Tumbuhan Monokotil
Gambar 8. Struktur Batang Monokotil
            Batang monokotil tersusun oleh epidermis, korteks dan stele. Epidermis dilengkapi dengan stomata dan trikomata. Korteks seperti halnya pada batang dikotil terdiri atas sel-sel parenkim yang kadang berkloroplas. Bagian terluar korteks biasanya terdiri atas sel-sel berdinding tebal disebut hipodennis, misalnya pada batang jagung (Zea mays). Batas korteks dan stele dapat nyata atau tidak nyata. Pada tumbuhan Gramineae/Cyperaceae batas korteks dan stele tidak nyata karena stele berisi berkas pengangkut yang letaknya tersebar. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan cambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp).
Tipe-tipe ikatan pembuluh:
1.      Konsentris yaitu ikatan pembuluh konsentris adalah ikatan pembuluh yang xylem dan phloemnya berbentuk cincin silindris.
Amfivasal bila xilem mengelilingi floem.
Amfkribal bila floem mengelilingi xylem
Contoh: pada akar dan batang tumbuhan paku.
2.      Kolateral yaitu Ikatan pembuluh kolateral adalah ikatan pembuluh yang tersusun dari xylem dan phloem yang letaknya bersebelahan di dalam satu jari-jari. Xylem sebelah dalam dan phloem sebelah luar.
      Kolateral tertutup, tersusun acak, pada batang monokotil.
      Kolateral terbuka, tersusun teratur, pada batang dikotil
3.      Bikolateral bila xilem diapit oleh floem yaitu dengan xilem di tengan seperti bintang. Contoh pada akar dikotil
4.      Radial bila letak xilem dan floem berselang-seling secara radial. Contoh pada akar monokotil.

c.       Struktur Batang Gymnospermae
Gambar 9. Struktur Batang Gymnospermae
             Pinus merupakan salah satu contoh batang tumbuhan Gymnospemiae (Comferales). Pinus batangnya berkayu, mempunyai kambium fasikuler dan interfasikuler pada pertumbuhan primer. Kambium pembuluh fasikuler dan interfasikuler membentuk silinder xilem sekunder dan floem sekunder. Xilem pada Conifer hanya terdiri dari trakeid dan xilem primer dan ikatan pembuluh yang terapat pada awal perkembangan mungkin masih terlihat dekat empulur, tetapi floem primer menghilang. Apabila floem primer yang rusak masih ada, maka dapat ditemukan batas antara floem dan korteks. Jika tidak, maka batas antara floem dan korteks sukar ditentukan karena floem primer tidak membentuk serat. Korteks mengandung saluran resin. Periderm pertama muncul di bawah lapisan epidermis. (Estiti, 1995)
BAB IV
PENUTUP

1.      Kesimpulan
a.       Batang merupakan organ tumbuhan yang menopang daun dan organ reproduktif, dan biasanya terletak diatas tanah (kecuali batang tanaman yang berhizoma) dan berdiri tegak.
b.      Fungsi batang sebagai alat transportasi zat makanan dari akar ke daun dan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh, Alat perkembangbiakan vegetative dan lainnya. Sifat-sifat umum batang umumnya berbentuk panjang, bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pad buku-buku inilah terdapat daun.
c.       Struktur umum anatomi batang dibedakan menjadi 3 sistem jaringan, yaitu: Sistem jaringan kulit, yaitu epidermis dan denvatnya, Sistem jaringan dasar, Sistem jaringan pengangkut
d.      Pertumbuhan sekunder pada batang disebabkan oleh adanya aktifitas kambium pembuluh, sehingga menyebabkan bertambahnya jumlah jaringan pembuluh yaitu xilem dan floem di dalam batang.
e.       Pada anatomi batang dikotil tersusun oleh epidermis, korteks, endodermis, dan stele. Sedangakan pada batang monokotil tersusun atas epidermis, koerteks, dan stele. Dan pada batang gymnospermae tersusun atas kambium fasikuler dan interfasikuler pada pertumbuhan primer.

2.      Saran
            Berdasarkan kesimpulan diatas, adapun saran yang dapat penulis sampaikan yaitu pembaca hendaknya lebih mempelajari dan memahami struktur dan fungsi jaringan tumbuhan, khususnya hal-hal yang dianggap mudah namun kenyataannya sangat sulit untuk di pahami seperti batang, sehingga dapat menambah pengetahuan pembaca serta penulis tentang jaringan tumbuhan khususnya pada batang.



DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2016. Anatomi Batang. Pustaka pedia: Bandung

Elisa UGM, 2016. Pokok Bahasan 7. Organologi (Organ Batang). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Estiti B. Hidayat. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Penerbit

Gembong Tjitrosoepomo. 2005. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Nugroho, H. 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Panebar swadaya: Jakarta